Sabtu, 19 Desember 2015

Aku adalah seorang pencari pengalaman dari Bangka Belitung, dalam usiaku yang neginjak 18 tahun ini aku memberanikan diri untuk pergi ke negeri orang. Keinginanku dalam menjalani hidup ditanah rantauan ini sangat tinggi, karena aku ingin menjadi pribadi yang lebih mandiri dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Jauh dari orang tua dan keluarga adalah hal yang sudah biasa aku jalani, sedari aku menginjak dibangku sekolah menengah atas, aku sudah terbiasa jauh dari sanak keluarga, karena itu lah aku memberanikan diri untuk melanjutkan studiku di Kota Yogyakarta ini. Tidak ada rasa selsal sedikitpun selama aku menjalani hidup ditanah rantauan ini, kurang lebih selama 5 bulan aku tinggal disini alhamdulillah sekarang aku sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, awalnya memang agak canggung, karena aku merasa sulit dalam berkomunikasi dengan warga sekitar dan teman-teman kampus. Jelas itu, karena aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, mereka menggunakan bahasa jawa, sedangkan aku mengetahui kosakata bahasa jawa hanya beberapa kosakata saja. Semenjak itulah aku belajar memahami apa yang mereka bicarakan, secara bertahap juga aku bisa berbicara bahsa jawa, walau terkadang lucu didengar oleh teman-teman. Mereka sering mentertawakan aku jika aku prektek berbicara bahasa jawa, aku juga merasa kaku, Lama-kelamaan tidak canggung lagi karena sudah terbiasa.
Pemerintah Provinsi daerah Bangka Belitung mendirikan asrama Bangka Belitung, yang khusus ditempati oleh mahasiswa Bangka Belitung yang sedang menempuh studinya di Yogyakarta, sebut saja asrama itu ISBA Yogyakarta. Dengan adanya ISBA ini, sangat membantu kami para rantauan sebagai tempat tinggal kami, biaya yang kami keluarkan tidak terlalu mahal, hanya sekedar membayar uang listrik setiap bulannya. Tetapi, Peraturan ya tetap peraturan, Dari pihak pembina ISBA tidak mengizinkan mahasiswa baru untuk tinggal di ISBA, dikarenakan harus beradaptasi dengan lingkungan Yogyakarta. Kami harus beradaptasi diluar lingkungan warga Bangak minimal selama 1 tahun. Sebelum mendapatkan perguruan tinggi yang kami tempuh, para senior ISBA membantu kami mencari perguruan tinggi yang ingin kami tempuh, mulai dari fasilitas tempat tinggal, antar jemput, bimbingan belajar, hingga mencari kost kami.
Dan aku sangat bersyukur, atas semangat yang diberikan senior ISBA sehingga aku dapat melanjutkan di Perguruan Tinggi Negeri, tidak banyak dari kami mahasiswa Bangka yang mendapatkan perguruan tinggi negeri, mayoritas anak Bangka mendapatkan perguruan tinggi swasta, tetapi negeri atau swasta bukan menjadi halangan bagi kami untuk menempuh studi. Bagi kami, kesuksesan itu dipegang oleh individu masing-masing, bukan dari perguruan tinggi yang ditempuh.

Di kampus peradaban UIN Sunan Kalijaga ini, Aku sangat bersyukur kepada Allah atas RahmatNya, aku meiliki beberapa sahabat yang dapat mengerti aku, kami saling bertukar pikiran dan saling mengerti satu sama lain, saling memberi masukan. Mereka sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri. Banyak hal yang kami lakukan bersama-sama, terkadang kami melakukan hal yang konyol semata-mata hanya untuk menghibur diri kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar