Minggu, 04 Desember 2016

wanita karir dalam Islam



Muslimah Telah Menghilang
Keadaan wanita pada Zaman dahulu memang tidak seaman zaman sekarang. Wanita pada zaman dahulu terkucilkan dan tidak dihargai keberadaannya, bahkan banyak kasus pembunuhan yang dilibatkan oleh pemerintahan untuk membunuh kaum Hawa. Mereka dianggap sebagai sumber dosa, istilah lainnya “Racun Dunia”, karena wanita itu indah dan akan menimbulkan nafsu syahwat bagi kaum Adam. Pada zaman dahulu saat masa Jahiliyah, ketika para isteri sedang dalam proses mengandung(hamil), mereka para suami sangat menginginkan anak laki-laki karena mereka takut jika anaknya perempuan akan dibunuh oleh mereka yang menganggap wanita sebagai sumber malapetaka. Kaum wanita juga dianggap barang yang diperjual belikan di Pasar, dan bila sang suami meninggal dunia maka sang isteri harus menunggu di samping suaminya terus menerus sampai dia menemui ajalnya, mereka menganggap wanita itu lemah dan tidak berguna.
Islam datang untuk menyelamatkan kaum hawa yang dianggap lemah, memberantas kekerasan terhadap wanita-wanita yang tidak bersalah. Tetapi di era modern ini banyak pengaruh-pengaruh Barat yang memanfaatkan keberadaan wanita muslimah untuk memperalat mereka, berbagai cara telah dilaluinya untuk menyingkirkan Islam, tetapi gagal dan sama sekali tidak membawa hasil. Karena itulah mereka berfikir hanya ada satu cara yang sangat mudah, logis, dan ideal untuk menghancurkan umat Islam yaitu dengan menjahui aqidah serta agama mereka, caranya dengan 3F yaitu food, fun, fashion. Dengan mengelabui makanan, hiburan, dan dunia fashion yang dapat mengalihkan pandangan umat muslimah, mengajak keluar rumah agar tidak menyibukkan diri dengan pendidikan anaknya, tetapi disibukkan diri untuk mencari nafkah hidup sendiri. Kemudian mereka juga membuat konsep Ghazwah Fikr yaitu perang pemikiran antara muslim. Bukan untuk mengeluarkan wanita dari islam, karena jika mengeluarkan muslimah dari Islam tentunya orang-orang tidak akan terlalu mencibir ataupun mempercayai kaum muslimah, melainkan dengan cara mempengaruhi mereka  tetap masih berstatus Islam tapi dalamnya bukan Islam, bagaimana caranya wanita itu meninggalkan fitrahnya sebagai muslimah. Tujuannya adalah untuk melakukan perang pemikiran antara umat muslim ataupun nonmuslim, agar para wanita berfikir bahwa menjadi ibu rumah tangga itu tidak  up to date, berfikir percuma menempuh pendidikan jenjang tinggi tetapi menjadi Ibu rumah tangga, tidak keren jika hanya dengan menyempatkan waktu untuk mendidik anaknya saja, dan melupakan tugasnya untuk melayani suami dengan baik bahkan untuk menjalani kewajibannya sebagai madrasatul ula bagi anaknya.
Dalam menelaah konteks karir pada era modern ini, tentunya mayoritas karir itu tidak hanya dipegang oleh kaum Adam saja, banyak wanita yang berstatus sebagai isteri juga menanamkan status sebagai wanita karir, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya dengan alasan mereka ingin membantu menambahkan materi untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah, padahal mereka tahu itu merupakan kewajiban suami dan tidak ada satu persen pun kewajiban isteri untuk berkarir. Menurut saya kesibukan seorang wanita dapat mengganggu keadaan keluarga, terutama dalam masa dasar pendidikan anak, karena pada hakikatnya ibu adalah madrasah awal dari anak-anka mereka, jika para ibu menyibukkan dirinya dengan karir lantas bagaimana nasib buah hati mereka? Bukannya mereka menginginkan anak yang berahlak mulia? Tetapi mereka sendiri tidak menyempatkan waktu untuk anak-anak mereka. Kalau bukan dari Ibu dari siapa lagi? Kini telah terjadi banyak kelalaian oleh para ibu dalam mendidik buah hatinya, dengan alasan karena kesibukan karir sehingga tidak sempat untuk menemani anak bermain bahkan untuk menudurinya pun tidak sempat. Apalagi yang menjalani karirnya dalam bidang fashion, baik fashion busana ataupun fashion hijab muslimah. Timbul beberapa pertanyaan untuk mereka, yaitu : Relakah anda dipandang manusia beramai-ramai? Tubuh anda dinikmati dan dihayalkan oleh mereka. Relakah anda dijadikan sebagai tontonan barang dagangan di sosial media, televisi, majalah dan surat kabar suatu perusahaan agar dapat berjalan lancar? Relakah anda dijadikan sebagai ajang pemuas nafsu syahwat manusia tidak bermoral? Naudzubillahimindzalik.
Sesungguhnya Islam itu memberikan perhatian khusus kepada setiap pria dan wanita. Masing-masing sudah dibagikan tugas untuk menjalani kewajibannya sesuai dengan kemampuannya dan Allah tidak akan pernah membebani mereka lebih dari luar batas kemampuannya. Kaum Adam mendapatkan kewajiban lebih berat sesuai dengan kekuatan jasmani dan akalnya jika dibandingkan dengan wanita. Kaum Adam dibebani untuk menafkahi hidup keluarganya dalam kebutuhan sandang, pangan dan papan. Termasuk memasak dan mencuci pakaian merupakan kewajiban suami, tetapi karena pengabdian istri kepada sang suami maka istri membantu pekerjaan tersebut untuk suami dan anak-anaknya dengan mengharap ridho Allah. Sedangkan kaum Hawa diwajibkan Allah untuk mendidik anak, melayani kebutuhan anak sekaligus suami dan itulah kemampuan wanita.
Di Eropa para wanita terpaksa untuk bekerja ke luar rumah karena beberapa faktor. Salah satunya adalah menurut tradisi sosial Eropa, yang seharusnya menyediakan semua keperluan perkawinan adalah wanita, jadi mereka seolah-olah dituntut untuk bekerja dan mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Lalu bagaimana dengan wanita karir di Negara kita Indonesia yang penduduk mayoritas adalah muslim? Bercampur baur dengan pria lain? Tentu saja hal itu sangat dilarang oleh Islam. Seorang wanita harus mengerti cara bergaul dengan pria, batas-batas yang telah dijelaskan dalam norma Islam, dan juga harus bisa membagi waktu untuk mendidik anak dan melayani suaminya di rumah. Yang menanggung biaya hidup wanita itu bukan hanya suami saja, ayah dan saudara laki-lakinya juga mempunyai kewajiban untuk menafkahinya. Terkecuali jika keadaan wanita yang sudah mendesak dan tidak ada lagi yang menafkahinya, maka diperbolehkan untuk bekerja sebatas kemampuannya yang sesuai dengan norma-norma Islam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar