Muslimah
Telah Menghilang
Keadaan
wanita pada Zaman dahulu memang tidak seaman zaman sekarang. Wanita pada zaman
dahulu terkucilkan dan tidak dihargai keberadaannya, bahkan banyak kasus
pembunuhan yang dilibatkan oleh pemerintahan untuk membunuh kaum Hawa. Mereka
dianggap sebagai sumber dosa, istilah lainnya “Racun Dunia”, karena wanita itu
indah dan akan menimbulkan nafsu syahwat bagi kaum Adam. Pada zaman dahulu saat
masa Jahiliyah, ketika para isteri sedang dalam proses mengandung(hamil),
mereka para suami sangat menginginkan anak laki-laki karena mereka takut jika
anaknya perempuan akan dibunuh oleh mereka yang menganggap wanita sebagai
sumber malapetaka. Kaum wanita juga dianggap barang yang diperjual belikan di
Pasar, dan bila sang suami meninggal dunia maka sang isteri harus menunggu di
samping suaminya terus menerus sampai dia menemui ajalnya, mereka menganggap
wanita itu lemah dan tidak berguna.
Islam
datang untuk menyelamatkan kaum hawa yang dianggap lemah, memberantas kekerasan
terhadap wanita-wanita yang tidak bersalah. Tetapi di era modern ini banyak
pengaruh-pengaruh Barat yang memanfaatkan keberadaan wanita muslimah untuk
memperalat mereka, berbagai cara telah dilaluinya untuk menyingkirkan Islam,
tetapi gagal dan sama sekali tidak membawa hasil. Karena itulah mereka berfikir
hanya ada satu cara yang sangat mudah, logis, dan ideal untuk menghancurkan
umat Islam yaitu dengan menjahui aqidah serta agama mereka, caranya dengan 3F
yaitu food, fun, fashion. Dengan mengelabui makanan, hiburan, dan dunia fashion
yang dapat mengalihkan pandangan umat muslimah, mengajak keluar rumah agar
tidak menyibukkan diri dengan pendidikan anaknya, tetapi disibukkan diri untuk
mencari nafkah hidup sendiri. Kemudian mereka juga membuat konsep Ghazwah Fikr
yaitu perang pemikiran antara muslim. Bukan untuk mengeluarkan wanita dari
islam, karena jika mengeluarkan muslimah dari Islam tentunya orang-orang tidak
akan terlalu mencibir ataupun mempercayai kaum muslimah, melainkan dengan cara
mempengaruhi mereka tetap masih
berstatus Islam tapi dalamnya bukan Islam, bagaimana caranya wanita itu
meninggalkan fitrahnya sebagai muslimah. Tujuannya adalah untuk melakukan
perang pemikiran antara umat muslim ataupun nonmuslim, agar para wanita
berfikir bahwa menjadi ibu rumah tangga itu tidak up to date, berfikir percuma menempuh
pendidikan jenjang tinggi tetapi menjadi Ibu rumah tangga, tidak keren jika hanya
dengan menyempatkan waktu untuk mendidik anaknya saja, dan melupakan tugasnya
untuk melayani suami dengan baik bahkan untuk menjalani kewajibannya sebagai
madrasatul ula bagi anaknya.
Dalam
menelaah konteks karir pada era modern ini, tentunya mayoritas karir itu tidak
hanya dipegang oleh kaum Adam saja, banyak wanita yang berstatus sebagai isteri
juga menanamkan status sebagai wanita karir, baik dalam dunia nyata maupun
dunia maya dengan alasan mereka ingin membantu menambahkan materi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga di rumah, padahal mereka tahu itu merupakan kewajiban
suami dan tidak ada satu persen pun kewajiban isteri untuk berkarir. Menurut
saya kesibukan seorang wanita dapat mengganggu keadaan keluarga, terutama dalam
masa dasar pendidikan anak, karena pada hakikatnya ibu adalah madrasah awal
dari anak-anka mereka, jika para ibu menyibukkan dirinya dengan karir lantas bagaimana
nasib buah hati mereka? Bukannya mereka menginginkan anak yang berahlak mulia?
Tetapi mereka sendiri tidak menyempatkan waktu untuk anak-anak mereka. Kalau
bukan dari Ibu dari siapa lagi? Kini telah terjadi banyak kelalaian oleh para
ibu dalam mendidik buah hatinya, dengan alasan karena kesibukan karir sehingga
tidak sempat untuk menemani anak bermain bahkan untuk menudurinya pun tidak
sempat. Apalagi yang menjalani karirnya dalam bidang fashion, baik fashion
busana ataupun fashion hijab muslimah. Timbul beberapa pertanyaan untuk mereka,
yaitu : Relakah anda dipandang manusia beramai-ramai? Tubuh anda dinikmati dan
dihayalkan oleh mereka. Relakah anda dijadikan sebagai tontonan barang dagangan
di sosial media, televisi, majalah dan surat kabar suatu perusahaan agar dapat
berjalan lancar? Relakah anda dijadikan sebagai ajang pemuas nafsu syahwat
manusia tidak bermoral? Naudzubillahimindzalik.
Sesungguhnya
Islam itu memberikan perhatian khusus kepada setiap pria dan wanita.
Masing-masing sudah dibagikan tugas untuk menjalani kewajibannya sesuai dengan
kemampuannya dan Allah tidak akan pernah membebani mereka lebih dari luar batas
kemampuannya. Kaum Adam mendapatkan kewajiban lebih berat sesuai dengan
kekuatan jasmani dan akalnya jika dibandingkan dengan wanita. Kaum Adam
dibebani untuk menafkahi hidup keluarganya dalam kebutuhan sandang, pangan dan
papan. Termasuk memasak dan mencuci pakaian merupakan kewajiban suami, tetapi
karena pengabdian istri kepada sang suami maka istri membantu pekerjaan
tersebut untuk suami dan anak-anaknya dengan mengharap ridho Allah. Sedangkan
kaum Hawa diwajibkan Allah untuk mendidik anak, melayani kebutuhan anak
sekaligus suami dan itulah kemampuan wanita.
Di
Eropa para wanita terpaksa untuk bekerja ke luar rumah karena beberapa faktor.
Salah satunya adalah menurut tradisi sosial Eropa, yang seharusnya menyediakan
semua keperluan perkawinan adalah wanita, jadi mereka seolah-olah dituntut
untuk bekerja dan mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Lalu bagaimana dengan
wanita karir di Negara kita Indonesia yang penduduk mayoritas adalah muslim?
Bercampur baur dengan pria lain? Tentu saja hal itu sangat dilarang oleh Islam.
Seorang wanita harus mengerti cara bergaul dengan pria, batas-batas yang telah
dijelaskan dalam norma Islam, dan juga harus bisa membagi waktu untuk mendidik
anak dan melayani suaminya di rumah. Yang menanggung biaya hidup wanita itu
bukan hanya suami saja, ayah dan saudara laki-lakinya juga mempunyai kewajiban
untuk menafkahinya. Terkecuali jika keadaan wanita yang sudah mendesak dan
tidak ada lagi yang menafkahinya, maka diperbolehkan untuk bekerja sebatas
kemampuannya yang sesuai dengan norma-norma Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar