Senin, 28 Maret 2016

laporan observasi Pasar Beringharjo

Laporan kuliah lapangan
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ahlak Tasawwuf
Dosen pengampu :  Drs.H. Edy Yusuf Nur SS MM Msi MBA
Disusun oleh :

Umi Habibah (15490052)
Ahlak Tasawwuf (A)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016





LEMBAR PENGESAHAN KULIAH LAPANGAN AHLAK TASAWUF


Nama                                                   : Umi Habibah
NIM                                                    : 15490052
Lokasi                                                  : Pasar Beringharjo
Tempat dan waktu pelaksanaan            : Sabtu, 19 Maret 2016
  Pukul 09.00-12.00 WIB
  Pasar Beringharjo




Yogyakarta,    April 2016
Menyetujui
Dosen pengampu                                                                      Mahasiswa      


Drs. H. Edy Yusuf Nur SS MM Msi MBA                            Umi Habibah 
(196712261992031001)                                                          (15490052)




KATA PENGANTAR




Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat,taufik serta hidayahnya kepada kami sehingga penulisan laporan observasi ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang diharapkan.
Dalam hal ini saya sebagai peneliti dan penulis banyak berterimakasih kepada :
1.      Bapak Drs. H. Edy Yusuf Nur SS MM Msi MBA selaku dosen pengampu mata kuliah Ahlak Tasawuf
2.      Rekan-rekan peneliti yang telah bekerja sama dalam proses penelitian
3.      Para pedagang yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian kuliah lapangan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, Oleh karena itu demi kesempurnaannya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk kedepannya.

Yogyakarta,   April 2016

Penulis




DAFTAR ISI















BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang


Akhlak Tasawwuf merupakan khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan, secara historis dengan teologis, Akhlak tasawwuf mengawal dan mengayomi perjalanan hidup umat agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Pandangan di bidang akhlak tasawwuf itu kemudian menemukan momentum pengembangan dalam sejarah, Antara lain dengan adanya sejumlah besar ulama tasawwuf dan ulama di bidang akhlak.
Bersamaan dengan perkembangan teknologi dan kesibukan orang-orang dalam mencari nafkah, Tentunya banyak orang berfikir bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing individu dan keluarganya membutuhkan kerja keras, Waktu yang luang, dan bermunajat kepada tuhan. Menurut peneliti , Banyak dari pedagang-pedagang yang menyepelekan kekuasaan Allah dan menjadikan dagangan sarana yang membawa orang lupa pada tuhan, dan cenderung enggan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang sekiranya dapat membantu memudahkan para pedagang tersebut dalam berkomunikasi dengan Sang Pencipta, Hal ini dapat menambahkan beban ahlak tasawwuf dalam melaksanakan tugas yaitu memperbaiki hal-hal semacam ini.
Melihat pentingnya akhlak tasawwuf dalam kehidupan, Tidaklah heran jika mata kuliah akhlak tasawwuf ditentukan sebagai mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa, Khususnya di Fakultas Tarbiyah.


B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana para pedagang menyikapi komunikasi terhadap sang Pencipta?
2.      Apakah komunikasi antara para pedagang  itu baik?
3.      Apa mayoritas pendidikan terakhir para pedagang tersebut?

C.     Tujuan Kuliah Lapangan


1.      Mengetahui seberapa lancar komunikasi para pedagang terhadap sang Pencipta
2.      Mengetahui seberapa lancar komunikasi antara para pedagang
3.      Mengetahui pendidikan terakhir yang ditempuh para pedagang








BAB II

PEMBAHASAN


A.     Deskripsi hasil observasi dan wawancara


1.      Identitas Observi


No.
Nama Pedagang
Alamat Pedagang
Jenis dagangan
Pendidikan terakhir
1
Lukman
Maguoharjo
Baju muslim
Pesantren
2
Astuti
Bantul
Baju muslim
SMA
3
Ulum
Wirobrajan
Baju muslim
SMA
4
Tunggal
Terban
Baju muslim
SMA
5
Aldi
Wijilan
Barang tradisional
SMA
6
Jarwo
Gowok
Jam
SMA
7
Kaslamet
Gamping
Makanan mentah dan Krupuk
SMP
8
Murjini
Ngasem
Bawang
Tidak ada
9
Ika
Kota Gede
Tas
S Hukum
10
Piah
Semarang
Voucher pulsa
SMA

2.      Perihal Ibadah


Menurut hasil observasi dilakukan di Pasar Beringharjo, Peneliti bertanya tentang ibadah-ibadah yang sering mereka jalani dan yang sering mereka tinggalkan. Mayoritas para pedagang hanya melakukan ibadah-ibadah wajib saja, Seperti shalat fardhu, Puasa Ramadhan dan Zakat fitrah.  Sedangkan ibadah sunnah seperti shalat dhuha, Tahajud, Hajat, Puasa sunnah, dan Mengaji itu hanya sebagian kecil yang melakukannya, Hal ini membuktikan bahwa mayoritas para pedagang kurangnya komunikasi kepada sang Pencipta, Menyepelekan kuasa Allah dan menjadikan dagangan sarana yang membawa orang lupa pada tuhan, dan cenderung enggan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Hanya 10% diantara semuanya yang melakukan rutin ibadah sunnah, yaitu Pedagang yang bernama Lukman, Ia sedang melakukan ibadah puasa Daud yang sedang dijalaninya dalam beberapa hari ini, Dan rutin menjalani ibadah-ibadah sunnah lainnya, Hal yang seperti ini membuktikan adanya perkembangan Ahlak Tasawuf.
Peneliti juga menanyakan perihal sedekah kepada para pedagang, Mayoritas para pedagang mengeluarkan harta yang akan disedekahnya ketika mendapatkan rezeki lebih/ bisa dikatakan juga tidak tentu, Dikarenakan keterbatasan pendapatan yang mereka peroleh. Berdasarkan observasi yang saya lakukan, Para pedagang ini mengalami peningkatan dalam penghasilannya ketika menjelang Idul Fitri, Bulan Ramadhan, dan ketika hari-hari libur seperti Sabtu, Ahad, dan Hari libur Nasional (tanggal merah),  Disaat itulah mereka sering bersedekah.
Menurut survei penelitian, Para pedagang ketika sudah masuk waktu shalat, Sekitar 75%  jika banyak pengunjung yang berdatangan ke Toko, Mereka menunda shalatnya dan tetap melaksanakan shalat tetapi ketika para pengunjung sudah sepi atau bergantian dengan pegawai yang lainnya, Hal ini membuktikan bahwa mereka telah menunda-nunda waktu shalat dan ahlak tasawuf berperan penting dalam memecahkan permasalahan ini.
Keinginan para pedagang menjalankan ibadah ke Tanah Suci hampir 100% semuanya berminat, Tetapi ada sebagian pedagang mengira tidak akan mampu, karena akan pengeluaran biaya sebagai ongkos haji sangat mahal dan mereka tidak mampu dalam proses transportasinya. Hal ini membuktikan bahwa mereka kurang mempercayai bahwa Allah itu maha Kaya dan rezeki itu diatur oleh sang Pencipta.

3.      Perihal hubungan antara pedagang


Menurut hasil peneliti dalam observasi mengenai hubungan antara pedagang, Hampir 100% hubungan antara pedagang baik-baik saja. Hal ini membuktikan bahwa komunikasi antara sesama pedagang baik-baik saja, Saling membantu dan tidak ada persaingan dalam proses perdagangan. Jika dikaitkan dengan ahlak tasawwuf, Komunikasi yang lancar termasuk ahlak mulia sebagai pencapaian misi Nabi Muhammad SAW dalam menyempurnakan ahlak umat manusia.


B.     PERAN DAN TUGAS AHLAK TASAWWUF


1.      Perihal ibadah


Dalam perihal ini, Ahlak tasawwuf sangat berperan penting karena saling berkaitan. Ahlak berpengaruh dengan sesama manusia, sedangkan Tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, Sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak. Hubungan akhlak dan tasawuf  tidak bisa terpisahkan karena kesucian hati akan membentuk akhlak yang baik pula. Pada intinya seseorang yang masuk kedalam dunia tasawuf harus menundukkan jasmani dan rohani dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga akhlak yang baik kepada sesama manusia. Aktualisasi ahlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam  dalam kehidupan sehari-hari dan mengamalkan apa yang sudah ia aplikasikan.

2.      Perihal antara sesama pedagang


Akhlak berperan dalam pelaksanaan mengatur hubungan horizontal/komunikasi antara sesama manusia, Membina persaudaraan adalah perintah Allah yang diajarkan oleh semua agama, termasuk agama islam. Oleh sebab itu, Sudah sewajarnya semua elemen membangun ukhwah dalam komunitasnya. Dalam komunitas perdagangan, Pasti ada komunikasi antara pedagang tersebut, termasuk perihal tolong-menolong. Tolong-menolong adalah kewajiban setiap muslim. Sudah semestinya konsep tolong-menolong tidak hanya dilakukan dalam lingkup yang sempit. Tolong-menolong sebagai keharusan karena apapun yang kita kerjakan membutuhkan pertolongan dari orang lain, Tidak ada manusia seorang pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari orang lain.

 

 

 









BAB III

PENUTUP


A.     Kesimpulan


Dalam era globalisasi ini banyak pemuda yang sudah kehilangan akhlakulkarimahnya sehingga perlu pemahaman dan pembelajaran untuk mengkaji akhlak dan tasawuf. Tasawuf  sebagai upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin ahlak yang mulia dan dekat dengan Allah Swt, Inilah esensi atau hakikat tasawuf itu sendiri.
Tasawuf  itu sendiri bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, Bahwa manusia sedang berada di hadiran Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontek komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara manusia perlu mengasingkan dirinya. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu dengan Tuhan) demikian menjadi inti persoalan “sufisme” baik pada agama Islam maupun diluarnya.

B.     Saran


Dengan diselesaikannya laporan ini, Baik pembaca maupun penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.